Saya pernah mendengarkan keluhan yang sering dilakukan beberapa orang yang perilakunya selalu menyesali hidupnya. Tidak pernah puas dengan apa yang sudah dimilikinya membuat dirinya selalu berkeluh kesah. Ingin ini, ingin itu…yang satu belum terwujud ingin yang lain. Baru saja keinginan diucapkan muncul keinginan baru dan seterusnya. Begitu juga ketika ia berhasil mengatasi kesulitan, tanpa bantuan orang lain, berubahlah sikapnya. Kemudian menjadi congkak, sombong, berperilaku zalim kepada sesama saudaranya, dan bahkan berani menentang perintahNya.
Ketika ditimpa kesulitan seharusnya dia langsung ingat kepada Allah dan selalu menyebut Asma-Nya, tetapi anehnya ternyata tidak. Dan orang lain selalu disalahkan sebagai unsur penyebab keterpurukan hidupnya. Bahkan ekstremnya ingkar pada Allah. Dirinya merasa teraniaya. Merasa diperlakukan tidak adil oleh Allah. Padahal sementara ini dia bisa hidup karena pertolongan Allah. Hal ini juga sering timbul pada pasangan yang sudah menikah. Ada yang tidak puas dengan yang telah diberikan oleh pasangannya. Padahal disaat awal-awal mereka menikah sadar dan tahu atas kekurangan dan kelebihan masing-masing. Kadang mereka tidak menyadari bahwa rizki dan nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT salah satunya adalah berkat doa dan ibadah dari pasangannya. Pada saat dia tak punya uang serupiah pun Allah memberi rezeki makan dan sekedar materi kepadanya lewat orang lain tanpa diduga. Bersyukurlah Allah tidak murka, coba bayangkan apabila Allah berkehendak??..Naudzubilakh min zalik…semoga Allah tidak mengeluarkan hak prerogatifnya. Orang bahagia adalah orang pandai dalam bersyukur. Selalu menyebut asmaNya, Maha Besar, atas apapun yang dimiliki dan diterimanya. Karena semua kepemilikan itu sekedar titipan saja dari Allah. Kata orang Jawa “hidup mung mampir ngombe” sakdermo sakmadyo..Karena kita hidup hanya sebentar dimana untuk mempersiapkan “kehidupan yang kekal” setelah hidup di dunia ini. Selalu tafakur akan kebesarannya. Orang pandai bersyukur selalu berbagi rasa suka dan duka dengan orang lain. Tak banyak menuntut apalagi murka pada Allah - Sang Pencipta. Tidak menyesali hidup dengan apa adanya. Selalu sabar dan tawadhu. Tidak meminta jabatan, kedudukan apalagi harta kepada orang lain. Ikhlas dan tidak menyesali dengan apa yang dimilikinya. Walaupun dia termasuk golongan miskin, berbahagialah walaupun miskin tapi masih mempunyai martabat. Namun hal ini tak mudah dijalani bagi orang-orang yang tak selalu pandai bersyukur padaNya. Marilah kita berdoa bersyukur terima kasih apa yang telah diberikan selama ini walaupun mungkin dera yang telah diberikan-Nya, karena kita tidak tahu dibalik semua ini Allah akan mempunya rencana besar apa. Allah selalu akan menguji umatnya ketika akan dinaikkan derajatnya. Dan memohon ditambahkan segala kenikmatan yang telah diberikan Allah selama ini ketika kita masih dapat menarik nafas dan menghembuskannya disamping selalu berbagi kepada sesama.
ciawi, 27 januari 2012
...life is beautifull....

